Revolusi Tunisia:Mulanya Dari Seorang Tukang Sayur

Apakah revolusi yang dimulai Tunisia,dan diikuti beberapa negara arab lain tanda akan jatuhnya kerajaan-kerajaan sekular??Apa peranan dakwah dan jihad global di tengah kecamuk politik negera-negera Islam yang terpengaruh efek domino dari revolusi Tunisia? Bersediakah umat Islam dengan kembalinya khilafah memimpin dunia?

Revolusi Seorang Pedagang Sayur

Revolusi di Tunisia bermula dari seorang tukang sayur bernama Muhammad Bouazizi, berumur 26 tahun. Muhammad Bouazizi adalah simbol pemuda tertindas di wilayah Sidi Bouzid Sidi, 300 kilometer sebelah selatan ibukota Tunisia. Pemuda di sana banyak yang bergelar sarjana namun sehari-hari hanya berkeliaran di café-cefe di jalan berdebu kota miskin, menunjukkan kegagalan pemerintah memberikan jaminan pekerjaan yang layak.

Muhammad Bouazizi,telah menjadi peniaga sayur selama 7 tahun sehinggalah kenderaan yang membawa sayurnya disita oleh pihak berkuasa.Bouazizi sudah mencuba membayar 10 dinar Tunisia dan membayar lagi sekitar 7 dolar, namun ia malah ditampar, diludahi dan ayahnya yang sudah meninggal dihina. Bouazizi tidak terima dihina seperti itu, dan melapor ke pegawai kerajaan dengan harapan keluhannya didengar.

Tetapi malangnya,pegawai kerajaan tidak mahu berjumpa dengannya.Dia mengambil jalan sendiri,dengan membakar dirinya.Tetapi sebenarnya dia tidak membakar dirinya sahaja,dia telah membakar semangat rakyat Tunisia yang tidak tahan dengan kediktatoran kerajaan itu.

Ben Ali, sang diktaktor sempat mengunjungi Bouazizi pada tanggal 28 Desember untuk meredam api yang sudah membakar rakyat Tunisia. Namun, api di dada rakyat Tunisia sudah tidak bisa lagi dipadamkan, dan pada tanggal 14 Januari, hanya 10 hari setelah Bouazizi meninggal, kediktaktoran Ben Ali tergulingkan oleh sebuah intifadhah yang dipicu seorang tukang sayur.

Ben Ali, sang diktaktor Tunisia yang telah berkuasa selama 23 tahun adalah lambang pemerintahan sekular negara-negara Islam, khususnya dunia Arab yang gagal menjalankan sistem pemerintahannya di segala aspek kehidupan. Pengangguran, liberalisasi ekonomi, pasar bebas adalah sumber masalah bagi Tunisia.

Apalagi Tunisia tidak memiliki sumber daya alam dan sangat bergantung pada asing. Ditambah lagi pemerintahan yang korup, ketertutupan akses politik, maka lengkaplah penderitaan rakyat Tunisia yang akhirnya berujung kepada perlawanan untuk sebuah perubahan. Sebuah revolusi telah dimulai.

Masa Berakhirnya Para Diktaktor?

Runtuhnya rejim diktaktor Tunisia teryata menjadi kekhawatiran tersendiri bagi semua diktaktor, khususnya di negara-negara Arab. Mereka khawatir rakyat di negara mereka akan menjadikan revolusi di Tunisia sebagai inspirasi, dan itulah yang saat ini terjadi!

Abdul Bari Atwan, editor Al Quds Al Arabi yang berbasis di London menulis sebuah artikel berjudul Terima Kasih Rakyat Tunisia mengungkapkan kekhawatiran para diktaktor Arab atas revolusi Tunisia.

"Beberapa hari ini merupakan hari yang kritikal bagi kebanyakan kediktaktoran pemimpin Arab. Keadaan kehidupan di Tunisia masih lebih baik dibandingkan kebanyakan negara Arab lainnya. Lebih lagi, diktaktor Tunisia tidak terlalu represif dibandingkan di dunia Arab lainnya".

Abdul Bari Atwan, yang pernah menulis buku The Secret History of Al-Qa'ida (bercerita ttentang Syekh Usamah bin Ladin dan Al Qaeda) juga memberikan 'saranan' menarik untuk pemerintahan Amerika berkaitan revolusi di Tunisia. Atwan menyarankan pemerintahan AS menyiapkan sebuah pulau di Kepulauan Pasifik untuk menerima sekutu Arab dan para diktaktor lainnya.

Pakar politik Arab, Hussein Majdoubi juga menganalisa kemungkinan terjadinya revolusi serupa di Tunisia akan menjalar ke negara-negara Arab. Penguasa Moroko, Libya, Aljazair, dan Mesir menurutnya merupakan target revolusi selanjutnya. Dia juga kecewa dengan Barat yang terus menerus memberikan dukungan kepada para diktaktor Arab dan mengabaikan keadaan politik yang menyedihkan.

Clovis Maksoud, mantan utusan Liga Arab untuk PBB mengatakan revolusi Tunisia adalah inspirasi dunia Arab yang dipakai oleh negeri-negeri dengan rejim diktator. Dalam sebuah wawancara dengan Press TV, dia mengatakan "revolusi Tunisia merupakan salah satu peristiwa paling terinspirasi di dunia Arab di waktu ini".

Yvonne Ridley, jurnalis Muslimah yang juga seorang mualaf asal London, UK, berpendapat bahwa rakyat dunia Arab saat ini telah kehilangan rasa takut terhadap rejim-rejim Arab yang menindas dan korup yang disokong oleh kekuatan AS dan Eropa, dan akan mulai berjatuhan seperti domino. Dia melanjutkan :


"Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengirimkan Air Force One untuk mengumpulkan semua diktator dan para penguasa yang zalim yang digaji oleh AS dan membawa mereka kembali ke Washington. Seperti kotoran haiwan peliharaan di New York Central Park, anda harus bertanggung jawab atas kekacauan anjing Anda."

Revolusi rakyat Tunisia membuat para diktaktor Arab panik. Hal yang menimpa Ben Ali merupakan penghinaan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap seorang pemimpin Arab. Sebuah kejadian luar biasa bila diktaktor Tunisia yang telah berkuasa selama 23 tahun akhirnya ditumbangkan oleh perlawanan rakyat yang kecewa dan muak dengan sistem yang mengatur mereka selama ini. Era para diktaktor nampaknya segera akan berakhir.

(http://tenteraislam.blogspot.com/)

Ulasan

Catatan Popular